Menurut Yamin, Muhammad (1945 : 34) Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih.
Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara.
Gajah Mada mampu menaklukkan daerah-daerah di Nusantara bahkan sampai ke Asia Tenggara. Gajah Mada berhasil menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara dan diluar Nusantara yang dibagi menjadi delapan wilayah besar. Wilayah Pertama adalah Jawa, Madura dan Galiyao.
Wilayah kedua meliputi seluruh Andalas, yakni Lampung, Palembang, Jambi, Karitang, Muara Tebo, Darmasyara, Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rekan, Kampar, Pane, Kampe, Haru, Mandailing, Tamiang, Perlak Barat, Lawas, Samudra Pasai, Lamuri, Bantam, dan Barus.
Wilayah ketiga yaitu seluruh pulau Tanjungnegara, meliputi Kapuas, Katingin, Sampit, Kutalingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kedangdangan, Landak, Samedang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka Saludung, Solot, Pasir, Barito, Sebuku, Tabalong, Tanjung Kutai, Malanau, dan Tanjungpuri.
Wilayah keempat, seluruh semenanjung Malaka meliputi Pahang, Hujung Medini, Lengkasuka, Saimwang, Kelantan, Trengganu, Nagor, Pakamuar, Dungun, Tumasik, Sang Hyang Hujung, Kelang, Kedah, Jere, Kanjap dan Niran.
Wilayah kelima yaitu seluruh sunda Kecil meliputi Bali, Bedudu, Lwagajah, Gurun, Taliwang, Sapi, Sang Hyang Api, Bima, Seram, Hutan, Kedali, Lombok Mirah, Sasak, Sumba dan Timor.
Wilayah keenam yaitu seluruh Sulawesi meliputi Bantanyan, Luwu, Udamakaraja, Makasar, Buton, Banggai, Kunir, Salaya dan Solor.
Wilayah ketujuh yaitu seluruh Maluku meliputi Muara, Wandan, Ambon dan Ternate.
Dan wilayah kedelapan yaitu seluruh irian bagian barat meliputi Onin di utara dan Seran di selatan.
Selain itu Majapahit juga disegani negara tetangganya seperti Syanka, Darmanegara, Martaban, Kalingga, Singanegari, Campa, Camboja dan Annam. Namun ada sebuah kerajaan yang menjadi kerikil yang tak mampu ditaklukkannya, yaitu kerajaan kecil yang terletak dipulau yang sama dengan kerajaan Majapahit. Kerajaan itu bernama kerajaan Sunda (Pajajaran), tempat Dyah Pitaloka berasal.
Alasan kenapa Gajah Mada tak mampu menaklukan Kerajaan Sunda bukan karena ketidakmampuan strategi perangnya melainkan karena permintaan penguasa Majapahit sendiri yaitu Maharani Tribuanatunggadewi yang berkali-kali meminta agar Gajah Mada tidak mengganggu kerajaan Sunda. Ini dikarenakan terdapat hubungan kekerabatan antara Majapahit dan Sunda. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, memiliki darah Sunda. Inilah alasan mengapa Gajah Mada tak mampu menaklukkan kerajaan sunda.