Karya : Dinda Nafisah
Suatu hari dalam kisah nyata, (bukan dalam dongeng ya) ada seorang wanita yang selalu memiliki keinginan untuk menjadi wanita solehah, wanita dengan tutur kata yang sederhana dan apa adanya dan tidak lupa ia sangat murah senyum. Pertanyaan tersendiri nih, kenapa ya dia bersikeras menginginkan untuk menjadi wanita solehah? Pertama, karena wanita solehah adalah surga dunia. Kedua, karena dia seorang muslimah.
Dan yang ketiga, karena dahulu dia pernah memiliki suatu kesalahan yang sangat membuatnya terpuruk sehingga pada akhirnya ia memiliki tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi wanita solehah. Wanita itu bernama Faiza.
Pagi itu pukul tujuh pagi waktu upacara segera dimulai. Seperti biasa setiap upacara anak organisasilah yang merapikan barisan dibantu dengan dewan guru. Faiza adalah salah satu anak Organisasi yang baru dilantik kemarin dan hari ini ia diberi amanah untuk menjadi salah satu petugas upacara. Ketika ia sedang berjalan menuju ketua Organisasi untuk mengoordinasi tugasnya, faiza tidak sengaja menyenggol seorang kakak kelas laki-laki yang menjadi petugas upacara juga.
Faiza : “maaf kak, saya gak sengaja.”
Kakak Kelas : “iya gak apa-apa kok. Kamu jadi petugas upacara juga? Anak baru di Organisasi ya? Namanya siapa?”
Faiza : “nama saya Faiza kak, iya saya baru di Organisasi. Sekali lagi maafin saya ya kak.”
Karena upacara akan segera dimulai, kakak kelas tadi tidak sempat menjawab apa yang dikatakan oleh Faiza. Faiza penasaran siapa nama kakak kelas tadi. Setelah upacara selesai, percakapan yang sempat tertunda tadi dilanjut lagi yang dimulai oleh kakak kelas.
Kakak Kelas : “faiza!” (panggil kakak kelas tadi)
Faiza : “iya kenapa kak?”
Kakak Kelas : “tadi kakak belum sempat kasih tau nama kakak nih. Kenalin nama kakak Mahru.” (ujarnya sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan)
Faiza : “oh iya maaf kak.” (Faiza tidak ikut menjulurkan tangannya untuk bersalaman, tapi ia malah menyatukan kedua telapak tangannya didepan dadanya)
Kak Mahru : “oh iya maaf de.”
Faiza : “yaudah kak, aku ke kelas duluan ya kak, temanku sudah tunggu aku. Assalamualaikum..”
Kak Mahru : “waalaikumussalam.” (subahanallah.. ucapnya dalam hati)
Sampai dikelas, sahabat Faiza yang bernama tyas menggodanya dan ingin tahu apa saja yang diobrolkan Faiza dengan Kak Mahru tadi.
Tyas : “ciyee Faiza.. pagi-pagi udah ada yang ngajak kenalan aja, trus diajak ngobrol lagi pas selesai upacara tadi.”
Faiza : “lhoo.. kok malah ciyee? Dia kan mungkin cuma ingin tahu namaku karena kan aku sama dia sama-sama anak Organisasi yas.”
Tyas : “eh tapi dia ganteng tau, senyumnya manis. Terus juga aktif di Organisasi. Itu tipe kamu banget za, kamu suka sama dia ya?”
Faiza : “engga ih, apaan sih.. lagipula dia kan kakak kelas aku, masa sih aku suka sama dia.”
Percakapan diantara mereka tertunda karena guru yang mengisi pelajaran sudah masuk kelas. Faiza dan teman-temannya melangsungkan pelajaran, tidak terasa bel istirahat sudah berbunyi.
Faiza : “yas, shalat dhuha yuk, udah jam 9 nih.”
Tyas : “ayo.. oh iya za, pasti nanti kamu ketemu deh sama Kak Mahru, aku denger-denger dia ketua Rohis dan pastinya sholeh banget. Pokoknya dia tipe kamu banget deh za.” (kata Tyas sambil berjalan menuju masjid yang ada di sekolahnya)
Sesampainya di Masjid….
Tyas : “tuh kan za bener dugaan aku, dia ada disini.”
Faiza : “apaan sih Tyas, cuma kebetulan kok.”(Faiza masih tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh sahabatnya, Tyas)
Faiza dan Kak Mahru hanya saling melempar senyum, tidak seperti tadi pagi yang menyempatkan untuk melakukan percakapan. Jam pelajaran sudah habis dan waktunya untuk pulang. Hari-hari berikutnya, setiap Faiza dan Kak Mahru bertemu mereka hanya saling melempar senyum, tidak lebih dari itu. Dan belakangan ini pun Faiza sering memikirkan Kak Mahru. Maka dari itu, Faiza segera menemui sahabatnya untuk berbicara tentang perasaanya kepada Kak Mahru.
Faiza : “Tyas, aku mau bicara.”
Tyas : “ada apa za? Kayaknya kamu serius banget deh…”
Faiza : “ke taman yuk, gak enak kalau disini takut ada yang dengar.”
Tyas hanya mengangguk, tidak menjawab satu kata pun. Saat mereka akan duduk di bangku taman, tiba-tiba ada Kak Mahru dengan seorang perempuan.
Tyas : “za,za, itu bukannya Kak Mahru ya? Kok dia sama cewek sih? Mungkin itu pacarnya Kak Mahru kali ya za.”
Faiza tidak menanggapi apa yang Tyas ucapkan, Faiza langsung memalingkan wajah dan meminta untuk kembali ke kelas dengan alasan tadi Faiza sempat mendengar bahwa bel sudah berbunyi.
Tyas : “za, kamu kenapa sih?”
Faiza : “aku gak apa-apa kok yas.”
Tyas : “lho terus tadi kamu mau ngomong apa di taman?”
Faiza : “kapan-kapan aja deh yas ceritanya. Aku bingung mau cerita mulai darimana, lagipula aku lupa mau cerita apa. Hehehe….” (kata Faiza yang berusaha menutupi rasa cemburunya kepada Kak Mahru dan perempuan di taman tadi)
Tyas : “kamu sembunyiin sesuatu dari aku ya za? Yaudah deh kalo kamu belum bisa cerita sekarang gak apa-apa kok.”
Bel telah berbunyi, waktunya Faiza dan teman-temannya pulang. Malam harinya, Faiza tidak bisa tidur karena ia memikirkan apa yang terjadi di taman tadi siang. Dia sangat bingung dengan perasaan yang ia rasakan saat ini. Karena tidak biasanya ia memikirkan hal seperti ini. Keesokan harinya…
Tyas : “Faiza!”
Faiza : “iya kenapa yas?”
Tyas : “aku kan tadi malam cari tahu siapa perempuan yang kemarin berduaan dengan Kak Mahru. Ternyata benar dugaanku za, perempuan itu adalah pacarnya Kak Mahru. Namanya Kak Liana. Mereka sudah pacaran selama 8 bulan. Aku kira Kak Mahru gak punya pacar.”
Faiza : “yas, selama ini aku mencoba menutupi perasaan ini. Kamu benar yas, aku menyukai Kak Mahru. Tapi setelah aku mengakui akan adanya perasaan yang beda dihatiku, saat ini pun aku tahu bahwa dia sudah punya pacar. Tapi aku mencintainya…”
Tyas : “aduh gimana ya za, kadang perasaan suka datang sama orang yang gak tepat. Tapi mau gimana lagi, kita gak bisa menyalahi takdir. Kak Mahru ternyata sudah punya pacar.”
Faiza : “mungkin aku harus menyembunyikan perasaan ini yas. Lebih baik aku diam daipada aku merusak hubungan Kak Mahru dengan Kak Liana. Cukup aku, kamu dan Allah saja yang tahu ya yas kalau aku mencintai dia.”
Tyas : “kamu benar za, lebih baik kamu mencintainya dalam diammu. Aku janji, akan merahasiakan semua ini za..”
Amanat : Jika kamu mencintai seseorang yang telah memiliki kekasih, janganlah kamu mencoba untuk merusak hubungan mereka. Karena MENCINTAI DALAM DIAM lebih mulia dimata Allah swt. Daripada MERUSAK HUBUNGAN ORANG LAIN secara diam-diam.. Semoga berkesan.
Dan yang ketiga, karena dahulu dia pernah memiliki suatu kesalahan yang sangat membuatnya terpuruk sehingga pada akhirnya ia memiliki tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi wanita solehah. Wanita itu bernama Faiza.
Pagi itu pukul tujuh pagi waktu upacara segera dimulai. Seperti biasa setiap upacara anak organisasilah yang merapikan barisan dibantu dengan dewan guru. Faiza adalah salah satu anak Organisasi yang baru dilantik kemarin dan hari ini ia diberi amanah untuk menjadi salah satu petugas upacara. Ketika ia sedang berjalan menuju ketua Organisasi untuk mengoordinasi tugasnya, faiza tidak sengaja menyenggol seorang kakak kelas laki-laki yang menjadi petugas upacara juga.
Faiza : “maaf kak, saya gak sengaja.”
Kakak Kelas : “iya gak apa-apa kok. Kamu jadi petugas upacara juga? Anak baru di Organisasi ya? Namanya siapa?”
Faiza : “nama saya Faiza kak, iya saya baru di Organisasi. Sekali lagi maafin saya ya kak.”
Karena upacara akan segera dimulai, kakak kelas tadi tidak sempat menjawab apa yang dikatakan oleh Faiza. Faiza penasaran siapa nama kakak kelas tadi. Setelah upacara selesai, percakapan yang sempat tertunda tadi dilanjut lagi yang dimulai oleh kakak kelas.
Kakak Kelas : “faiza!” (panggil kakak kelas tadi)
Faiza : “iya kenapa kak?”
Kakak Kelas : “tadi kakak belum sempat kasih tau nama kakak nih. Kenalin nama kakak Mahru.” (ujarnya sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan)
Faiza : “oh iya maaf kak.” (Faiza tidak ikut menjulurkan tangannya untuk bersalaman, tapi ia malah menyatukan kedua telapak tangannya didepan dadanya)
Kak Mahru : “oh iya maaf de.”
Faiza : “yaudah kak, aku ke kelas duluan ya kak, temanku sudah tunggu aku. Assalamualaikum..”
Kak Mahru : “waalaikumussalam.” (subahanallah.. ucapnya dalam hati)
Sampai dikelas, sahabat Faiza yang bernama tyas menggodanya dan ingin tahu apa saja yang diobrolkan Faiza dengan Kak Mahru tadi.
Tyas : “ciyee Faiza.. pagi-pagi udah ada yang ngajak kenalan aja, trus diajak ngobrol lagi pas selesai upacara tadi.”
Faiza : “lhoo.. kok malah ciyee? Dia kan mungkin cuma ingin tahu namaku karena kan aku sama dia sama-sama anak Organisasi yas.”
Tyas : “eh tapi dia ganteng tau, senyumnya manis. Terus juga aktif di Organisasi. Itu tipe kamu banget za, kamu suka sama dia ya?”
Faiza : “engga ih, apaan sih.. lagipula dia kan kakak kelas aku, masa sih aku suka sama dia.”
Percakapan diantara mereka tertunda karena guru yang mengisi pelajaran sudah masuk kelas. Faiza dan teman-temannya melangsungkan pelajaran, tidak terasa bel istirahat sudah berbunyi.
Faiza : “yas, shalat dhuha yuk, udah jam 9 nih.”
Tyas : “ayo.. oh iya za, pasti nanti kamu ketemu deh sama Kak Mahru, aku denger-denger dia ketua Rohis dan pastinya sholeh banget. Pokoknya dia tipe kamu banget deh za.” (kata Tyas sambil berjalan menuju masjid yang ada di sekolahnya)
Sesampainya di Masjid….
Tyas : “tuh kan za bener dugaan aku, dia ada disini.”
Faiza : “apaan sih Tyas, cuma kebetulan kok.”(Faiza masih tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh sahabatnya, Tyas)
Faiza dan Kak Mahru hanya saling melempar senyum, tidak seperti tadi pagi yang menyempatkan untuk melakukan percakapan. Jam pelajaran sudah habis dan waktunya untuk pulang. Hari-hari berikutnya, setiap Faiza dan Kak Mahru bertemu mereka hanya saling melempar senyum, tidak lebih dari itu. Dan belakangan ini pun Faiza sering memikirkan Kak Mahru. Maka dari itu, Faiza segera menemui sahabatnya untuk berbicara tentang perasaanya kepada Kak Mahru.
Faiza : “Tyas, aku mau bicara.”
Tyas : “ada apa za? Kayaknya kamu serius banget deh…”
Faiza : “ke taman yuk, gak enak kalau disini takut ada yang dengar.”
Tyas hanya mengangguk, tidak menjawab satu kata pun. Saat mereka akan duduk di bangku taman, tiba-tiba ada Kak Mahru dengan seorang perempuan.
Tyas : “za,za, itu bukannya Kak Mahru ya? Kok dia sama cewek sih? Mungkin itu pacarnya Kak Mahru kali ya za.”
Faiza tidak menanggapi apa yang Tyas ucapkan, Faiza langsung memalingkan wajah dan meminta untuk kembali ke kelas dengan alasan tadi Faiza sempat mendengar bahwa bel sudah berbunyi.
Tyas : “za, kamu kenapa sih?”
Faiza : “aku gak apa-apa kok yas.”
Tyas : “lho terus tadi kamu mau ngomong apa di taman?”
Faiza : “kapan-kapan aja deh yas ceritanya. Aku bingung mau cerita mulai darimana, lagipula aku lupa mau cerita apa. Hehehe….” (kata Faiza yang berusaha menutupi rasa cemburunya kepada Kak Mahru dan perempuan di taman tadi)
Tyas : “kamu sembunyiin sesuatu dari aku ya za? Yaudah deh kalo kamu belum bisa cerita sekarang gak apa-apa kok.”
Bel telah berbunyi, waktunya Faiza dan teman-temannya pulang. Malam harinya, Faiza tidak bisa tidur karena ia memikirkan apa yang terjadi di taman tadi siang. Dia sangat bingung dengan perasaan yang ia rasakan saat ini. Karena tidak biasanya ia memikirkan hal seperti ini. Keesokan harinya…
Tyas : “Faiza!”
Faiza : “iya kenapa yas?”
Tyas : “aku kan tadi malam cari tahu siapa perempuan yang kemarin berduaan dengan Kak Mahru. Ternyata benar dugaanku za, perempuan itu adalah pacarnya Kak Mahru. Namanya Kak Liana. Mereka sudah pacaran selama 8 bulan. Aku kira Kak Mahru gak punya pacar.”
Faiza : “yas, selama ini aku mencoba menutupi perasaan ini. Kamu benar yas, aku menyukai Kak Mahru. Tapi setelah aku mengakui akan adanya perasaan yang beda dihatiku, saat ini pun aku tahu bahwa dia sudah punya pacar. Tapi aku mencintainya…”
Tyas : “aduh gimana ya za, kadang perasaan suka datang sama orang yang gak tepat. Tapi mau gimana lagi, kita gak bisa menyalahi takdir. Kak Mahru ternyata sudah punya pacar.”
Faiza : “mungkin aku harus menyembunyikan perasaan ini yas. Lebih baik aku diam daipada aku merusak hubungan Kak Mahru dengan Kak Liana. Cukup aku, kamu dan Allah saja yang tahu ya yas kalau aku mencintai dia.”
Tyas : “kamu benar za, lebih baik kamu mencintainya dalam diammu. Aku janji, akan merahasiakan semua ini za..”
Amanat : Jika kamu mencintai seseorang yang telah memiliki kekasih, janganlah kamu mencoba untuk merusak hubungan mereka. Karena MENCINTAI DALAM DIAM lebih mulia dimata Allah swt. Daripada MERUSAK HUBUNGAN ORANG LAIN secara diam-diam.. Semoga berkesan.