Kisah Dibalik Terjadinya Perang Dunia 1


Perang ini dimulai setelah Pangeran Franz Ferdinand dari Austria-Hongaria (sekarang Austria) dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. 

Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Perang ini berakhir dengan ditandatanginya peletakan senjata tanggal 11 November 1918. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.

Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. 

Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perlindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. 

Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran.

Related Posts:

Kehebatan Pancasila Sebagai Idiologi Membuat Negara Liberal Terusik


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansakerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 45

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa Perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Rumusan – Rumusan PANCASILA

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :

· Lima Dasar oleh Muhamad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. M. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut. 

· Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “ lahirnya Pancasila ” Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

“ Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :

· Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

· Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945 

· Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1945

· Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950

· Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959 )


Sumber : berbagai sumber

Related Posts:

Sutan Syahrir Diplomat Ulung Yang Pernah Dimiliki Republik Indonesia


Setelah kejadian penculikan Syahrir hanya bertugas sebagai Menteri Luar Negeri, tugas sebagai Perdana Menteri diambil alih Presiden Soekarno. Namun pada tanggal 2 Oktober 1946, Presiden menunjuk kembali Syahrir sebagai Perdana Menteri agar dapat melanjutkan Perundingan Linggarjati yang akhirnya ditandatangani pada 15 November 1946

Tanpa Syahrir, Soekarno bisa terbakar dalam lautan api yang telah ia nyalakan. Sebaliknya, sulit dibantah bahwa tanpa Bung Karno, Syahrir tidak berdaya apa-apa.

Syahrir mengakui Soekarno-lah pemimpin republik yang diakui rakyat. Soekarno-lah pemersatu bangsa Indonesia. Karena agitasinya yang menggelora, rakyat di bekas teritori Hindia Belanda mendukung revolusi. Kendati demikian, kekuatan raksasa yang sudah dihidupkan Soekarno harus dibendung untuk kemudian diarahkan secara benar, agar energi itu tak meluap dan justru merusak.

Sebagaimana argumen Bung Hatta bahwa revolusi mesti dikendalikan; tak mungkin revolusi berjalan terlalu lama, revolusi yang mengguncang ‘sendi’ dan ‘pasak’ masyarakat jika tak dikendalikan maka akan meruntuhkan seluruh ‘bangunan’.

Agar Republik Indonesia tak runtuh dan perjuangan rakyat tak menampilkan wajah bengis, Syahrir menjalankan siasatnya. Di pemerintahan, sebagai ketua Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP), ia menjadi arsitek perubahan Kabinet Presidensil menjadi Kabinet Parlementer yang bertanggung jawab kepada KNIP sebagai lembaga yang punya fungsi legislatif. RI pun menganut sistem multipartai. Tatanan pemerintahan tersebut sesuai dengan arus politik pasca-Perang Dunia II, yakni kemenangan demokrasi atas fasisme. Kepada massa rakyat, Syahrir selalu menyerukan nilai-nilai kemanusiaan dan anti-kekerasan.

Dengan siasat-siasat tadi, Syahrir menunjukkan kepada dunia internasional bahwa revolusi Republik Indonesia adalah perjuangan suatu bangsa yang beradab dan demokratis di tengah suasana kebangkitan bangsa-bangsa melepaskan diri dari cengkeraman kolonialisme pasca-Perang Dunia II. 

Pihak Belanda kerap melakukan propaganda bahwa orang-orang di Indonesia merupakan gerombolan yang brutal, suka membunuh, merampok, menculik, dll. Karena itu sah bagi Belanda, melalui NICA, menegakkan tertib sosial sebagaimana kondisi Hindia Belanda sebelum Perang Dunia II. Mematahkan propaganda itu, Syahrir menginisiasi penyelenggaraan pameran kesenian yang kemudian diliput dan dipublikasikan oleh para wartawan luar negeri.

Ada satu cerita perihal sikap konsekuen pribadi Syahrir yang anti-kekerasan. Di pengujung Desember 1946, Perdana Menteri Syahrir dicegat dan ditodong pistol oleh serdadu NICA. Saat serdadu itu menarik pelatuk, pistolnya macet. Karena geram, dipukullah Syahrir dengan gagang pistol. Berita itu kemudian tersebar lewat Radio Republik Indonesia. Mendengar itu, Syahrir dengan mata sembab membiru memberi peringatan keras agar siaran itu dihentikan, sebab bisa berdampak fatal dibunuhnya orang-orang Belanda di kamp-kamp tawanan oleh para pejuang republik, ketika tahu pemimpinnya dipukuli.

Meski jatuh-bangun akibat berbagai tentangan di kalangan bangsa sendiri, Kabinet Sjahrir I dan Kabinet Sjahrir II sampai dengan Kabinet Sjahrir III (1945 hingga 1947) konsisten memperjuangkan kedaulatan RI lewat jalur diplomasi. Syahrir tak ingin konyol menghadapi tentara sekutu yang dari segi persenjataan jelas jauh lebih canggih. Diplomasinya kemudian berbuah kemenangan sementara. Inggris sebagai komando tentara sekutu untuk wilayah Asia Tenggara mendesak Belanda untuk duduk berunding dengan pemerintah republik. Secara politik, hal ini berarti secara de facto sekutu mengakui eksistensi pemerintah RI.

Jalan berliku diplomasi diperkeruh dengan gempuran aksi militer Belanda pada 21 Juli 1947. Aksi Belanda tersebut justru mengantarkan Indonesia ke forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Setelah tidak lagi menjabat Perdana Menteri (Kabinet Sjahrir III) Syahrir diutus menjadi perwakilan Indonesia di PBB. Dengan bantuan Biju Patnaik, Syahrir bersama Agus Salim berangkat ke Lake Success, New York melalui New Delhi dan Kairo untuk menggalang dukungan India dan Mesir.

Pada 14 Agustus 1947 Syahrir berpidato di muka sidang Dewan Keamanan PBB. Berhadapan dengan para wakil bangsa-bangsa sedunia, Syahrir mengurai Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berabad-abad berperadaban aksara lantas dieksploitasi oleh kaum kolonial. Kemudian, secara piawai Syahrir mematahkan satu per satu argumen yang sudah disampaikan wakil Belanda, Eelco van Kleffens Dengan itu, Indonesia berhasil merebut kedudukan sebagai sebuah bangsa yang memperjuangan kedaulatannya di gelanggang internasional. PBB pun turut campur, sehingga Belanda gagal mempertahankan upayanya untuk menjadikan pertikaian Indonesia-Belanda sebagai persoalan yang semata-mata urusan dalam negerinya. 

Van Kleffens dianggap gagal membawa kepentingan Belanda dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Berbagai kalangan Belanda menilai kegagalan itu sebagai kekalahan seorang diplomat ulung yang berpengalaman di gelanggang internasional dengan seorang diplomat muda dari negeri yang baru saja lahir. Van Kleffens pun ditarik dari posisi sebagai wakil Belanda di PBB menjadi duta besar Belanda di Turki.

Syahrir populer di kalangan para wartawan yang meliput sidang Dewan Keamanan PBB, terutama wartawan-wartawan yang berada di Indonesia semasa revolusi. Beberapa surat kabar menamakan Syahrir sebagai The Smiling Diplomat.

Syahrir mewakili Indonesia di PBB selama 1 bulan, dalam 2 kali sidang. Pimpinan delegasi Indonesia selanjutnya diwakili oleh Lambertus Nicodemus Palar (L.N.) Palar sampai tahun 1950.

sumber : Wikipedia

Related Posts:

Peranan Oerip Soemohardjo Hingga Lahirnya Tentara Nasional Indonesia Propesional

gambar : www.intelijen.co.id
Tanggal 6 Agustus 1945 bom Atom pertama Amerika Serikat dijatuhkan di kota Hiroshima, dan disusul jatuhnya bom Atom kedua di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Melihat hal itu, Panglima Angkatan Perang Jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Saigon, Jendral Terauchi, yakin Jepang sudah mendekati kekalahan. Oleh sebab itu ia mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia akan merdeka sebagai anggota Kesemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk itu ia memanggil BungKarno, Moh . Hatta, dan Dr. Radjiman Widyoningrat datang ke Saigon untuk menerima petunjuk tentang kemerdekaan (Sumarmo, 1991:73).

Dengan menyadari keadaan yang sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertempuran, Jepang pada tanggal 15 Agustus 1845 menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.Atas kekalahan Jepang tersebut dan sementara tentara Sekutu belum datang maka mata rantai penjajahan di Indonesia terputus. 

Hal ini tidak disia-siakan oleh para pejuang Indonesia untuk memproklamasikan diri sebagai bangsa dan negara yang merdeka terbebas dari segala bentuk imperialisme dan kolonialisme. Pada tanggal 16 Agustus 1945 di rumah Laksmana Muda Maeda, di jalan Imam Bonjol No 1 Jakarta diadakan pertemuan yang dihadiri anggota PPKI yang berjumlah 21 orang yang terdiri 12 orang atas wakil dari Jawa yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Dr. Rajiman, Otto Iskandardinata, Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Suryomiharja, sutarjo Karthodikusumo, RP.Suroso, Prof. Supomo, Abdulkadir, dan Purboyo. 

Tiga orang wakil dariSumatera yakni Dr. Amir, Teuku Moh. Hasan, dan Abdul Abas. Kemudian dua orang utusan Sulawesi dan masing-masing satu orang wakil golongan Cina, wakil Kalimantan, Maluku, dan Sumba kecil. Sedangkan enam orang anggota yang ditunjuk tanpa sepengetahuan Jepang yaitu Wiranatakusumah,Ki Hajar Dewantara, Kasman Singadimeja, Sayuti Melik, IwaKusumasumantri, dan Ahmad Subarjo. (Moh Yamin dalam Sumarmo, 1991 :77). 

Pertemuan ini menghasilkan suatu keputusan yang penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, yakni rumusan teks Proklamasi yang dibacakan esok paginya pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepat pada pukul 10.00 di rumah Ir. Soekarno, jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta teks yang telah dirumuskan tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Moh. Hatta Proklamasi sebagai titik kulminasi yang menandai Indonesia telah merdeka. 

Namun Jepang yang masih berada di Indonesia juga masih berkuasa atas nama Sekutu untuk menjaga keadaan dan ketertiban bangsa Indonesia sampai Sekutu datang di Indonesia. Bagi Indonesia, Proklamasi kemerdekaan pada hakekatnya merupakan komando revolusi untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang, baik kekuasaan pemerintah maupun kekuasaan atas alat-alat perlengkapan negara. 

Untuk keperluan itu proklamasi kemerdekaan telah memberikan petunjuk secara jelas, seperti yang tercantum pada kalimat kedua teks proklamasi yang berbunyi : “Hal-hal yang mengenai pemindahan 14 Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Suryomiharja, sutarjo Karthodikusumo, RP.Suroso, Prof. Supomo, Abdulkadir, dan Purboyo. Tiga orang wakil dari Sumatera yakni Dr. Amir, Teuku Moh. Hasan, dan Abdul Abas. Kemudian dua orang utusan Sulawesi dan masing-masing satu orang wakil golongan Cina, wakil Kalimantan, Maluku, dan Sumba kecil. 

Sedangkan enam oranganggota yang ditunjuk tanpa sepengetahuan Jepang yaitu Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singadimeja, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Subarjo. (Moh Yamin dalam Sumarmo, 1991 :77). Pertemuan ini menghasilkan suatu keputusan yang penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, yakni rumusan teks Proklamasi yang dibacakan esok paginya pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Tepat pada pukul 10.00 di rumah Ir. Soekarno, jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta teks yang telah dirumuskan tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Moh. Hatta Proklamasi sebagai titik kulminasi yang menandai Indonesia telah merdeka. Namun Jepang yang masih berada di Indonesia juga masih berkuasa atas nama Sekutu untuk menjaga keadaan dan ketertiban bangsa Indonesia sampai Sekutu datang di Indonesia. 

Bagi Indonesia, Proklamasi kemerdekaan pada hakekatnya merupakan komando revolusi untuk merebut kekuasaan daritangan Jepang, baik kekuasaan pemerintah maupun kekuasaan atas alat-alatperlengkapan negara. Untuk keperluan itu proklamasi kemerdekaan telah memberikan petunjuk secara jelas, seperti yang tercantum pada kalimat keduateks proklamasi yang berbunyi : “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” 

Kalimat itu mengandung makna bahwa perebutan kekuasaan dan lain-lainnya dari tangan Jepang hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar dapat berhasil dengan baik dan sedapat mungkin menghindarkan terjadinya pertumpahan darah. (Sumarmo, 1991: 82-83

Proklamasi itu sendiri mempunyai makna :

1. Lahirnya negara dan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat

2. Dimulailah babakan baru revolusi Indonesia, karena dengan Proklamasi initerjadi perubahan besar-besaran yang sangat mendasar, ialah pemindahankekuasaan dari penjajah kepada negara yang merdeka, yang dilaksanakandalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

3. Dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 ini, maka terlepaslah semua ikatan janji kemerdekaan pemerintahan Jepang seperti yang semula direncanakan. Jepang ternyata hanyalah merupakan salah satu mata rantaidari jalan yang harus dilalui untuk lahirnya sebuah negara baru Indonesia,yang merdeka dan berdaulat. (Tjokropanolo,1993: 40)

Dua hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Jepang membubarkan Peta dan Heiho, dan senjata yang berada ditangan Peta danHeiho wajib dikembalikan kepada pihak Jepang. (Sulistyo, 1985 : 9). TetapiPeta di Karesidenan Banyumas menolak untuk menyerahkan senjatanya kepada Jepang. Pada tanggal 9 September 1945, dengan melalui jalan perundingan yang dipimpin oleh Daidancho Soedirman, pihak Jepang bersedia menyerahkan seluruh senjata yang berada di karesidenan Banyumas kepada PETA. Tindakan tersebut kemudian diikuti oleh berbagai daerah di JawaTengah.

Situasi yang semakin genting mendorong pemerintah pada tanggal 22 Agustus 1945 membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat). Dan pada tanggal5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat tentang pembentukanTentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berbunyi sebagai berikut; (Tjokropanolo, 1993: 59)

MAKLUMAT PEMERINTAH

Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat. 

Jakarta, 5 Oktober 1945 

Presiden Republik Indonesia


Soekarno 

Sebagai upaya untuk menghindarkan jangan sampai pemerintah Indonesia berhadapan langsung dengan pasukan-pasukan Inggris, maka tanggal 5 Oktober 1945 barulah Tentara Keamanan Rakyat dibentuk. Purnawirawan KNIL Mayor Oerip Soemohardjo dipanggil pemerintah untuk menerima tugas penting perihal pembentukan TKR. 

Dan ketika pembentukan TKR diumumkan maka ia telah diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Kepala Staf Umum yang bertugas menyusun organisasi TKR dan membentuk Markas Tinggi TKR (MTTKR). Melalui Komite Nasional Indonesia Pusat, dikeluarkanlah sebuah keputusan agar bekas prajurit Peta, Heiho, Barisan Pemuda, prajurit Hindia-Belanda dan lain-lainnya segera mendaftarkan diri menjadi anggota TKR. 

Ribuan pemuda mendaftarkan diri menjadi anggota tentara sebagai penegak kemerdekaan. Dan tidak ketinggalan para anggota eks-Peta, Heiho,(Koninklijk Nederlands Indische Leger) KNIL, pelajar tergugah mendaftarkan diri menjadi TKR yang bertujuan ingin membaktikan diri karena menganggap setelah menjadi anggota BKR maka secara otomatis menjadi anggota TKR. Hanya satu tujuan mereka yakni membaktikan dirinya bagi usaha mempertahankan kemerdekaan dan menentang penjajahan kembali Indonesia.(Tjokropanolo, 1993: 59-60)

Ketika keadaan Indonesia semakin genting karena berbagai insiden-insiden baik pertempuran melawan Jepang ataupun Sekutu. Ditambah lagi Belanda yang datang ke Indonesia dengan cara membonceng Sekutu mulai berani melakukan aksi teror disekitar Jakarta, maka pemerintah menunjuk Purnawirawan KNIL Mayor Oerip Soemohardjo untuk menjadi Kepala Staff Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal. 

Bersama dengan rekannya Letnan Kolonel Purbonegoro, Kapten Samijo, Kapten Sudibyo, Letnan Didi Kartasasmita, Letnan Suryosularso, Letnan Suryadarma, dan lain-lain, iamulai melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Sejak saat itulah iaberada ditengah-tengah mereka yang telah mempersatukan segala tekad dan mempertaruhkan jiwa raganya untuk tanah pusaka, tanah air tercinta. 

Tugas berat telah menanti Oerip Soemohardjo karena ia harus mulai dari nol untuk dapat membentuk suatu organisasi ketentaraan yang professional dan sesuai dengan standar internasional. Ditambah pada tanggal1 November 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menyebutkan bahwa untuk mempertahankan keamanan dan kemerdekaan bukan monopolitentara saja. (Tjokropanolo, 1993: 62). 

Dari maklumat tersebut, maka semakin suburlah pasukan-pasukan bersenjata sehingga banyak partai politik dalam memperkuat kedudukannya mempunyai organisasi kesatuan bersenjata sebagai “ onderbouw”nya. Jumlahnyapun semakin menjamur dan semakin lama semakin sering menimbulkan masalah-masalah yang mengarah pada perpecahan. Hal ini disebabkan oleh karena latar belakang sosial, golongan, idiologi, agama yang beda daripada organisasi bersenjata yang ada dibawah partai-partai politik itu. 

Selain itu, salah satu pemicu konflik yang mengarah pada perpecahan tersebut disebabkan kurangnya komunikasi sehingga Belanda dan Sekutu dapat melakukan perang urat saraf dengan cara adu domba untuk meruntuhkan wibawa TKR. Maka Markas Tertinggi TKR pada tanggal 6 Desember 1945, mengeluarkan maklumat mengenai pendirian TKR, ketetapan laska rperjuangan, dan organisasi perjuangan lainnya. 

Maklumat ini mengintruksikan agar masing-masing tidak boleh bertindak sendiri-sendiri, tidak ada rasa saling mencurigai dan saling fitnah. Selain itu setiap organisasi perjuangan agar melakukan koordinasi dengan Markas Tertinggi TKR dan melaporkan mengenai rencana organisasi, asas dan tujuan, jumlah anggota dan persenjataan, dan lain-lainnya yang dianggap penting. (Disjarahad, 1985: 20).

Berbagai persoalan terus muncul pada saat pembentukan tentara nasional yang mana perlu perhatian serius agar upaya pencapaian keamanan dan ketertiban masyarakat terwujud, serta mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 tersebut Untuk itulah diperlukan seorang yang mampu untuk membentuk dan menyatukan oraganisasi tentara yang dalam hal ini adalah TKR. Dan disinilah tugas berat Letnan Jendral Oerip Soemohardjo dan Jendral Sudirman yang lebih dikenal sebagai Dwi-Tunggalnya TNI yang telah diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk membentuk dan menyusun tentara nasional yang professional.


sumber : berbagai sumber

Related Posts:

Maha Patih Gajah Mada Sosok Di Balik Kejayaan Kerajaan Majapahit


Nama Gajah Mada adalah sosok yang tidak dapat lepas dari perjalanan panjang sebuah kerajaan agung bernama majapahit. Dialah sosok patih yang begitu didambakan rakyat dan disegani oleh musuh majapahit pada masa itu. Sosok lelaki perkasa yang senantiasa mengemban amanat dan kesetiaan pada sang mahadiraja majapahit. Ia pula yang senantiasa menjaga keutuhan majapahit hingga nantinya melebarkan pengaruhnya di dalam wilayah kekuasaannya.

Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman pemerintahan kerajaan Majapahit. Ia memulai kariernya pada tahun 1313 dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. 

Ia menjadi patih menggantikan pendahulunya yaitu Aryo Tadah (Mpu Krewes) yang mengundurkan diri dari jabatan patihnya. Kemudia ia menunjuk Gajah Mada untuk menggantikannya, namun gajah mada merasa perlu memberikan suatu kontribusi yang terlihat manfaatnya bagi kerajaan Majapahit itu sendiri. Hingga pada akhirnya ia berhasil meredam pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Keta dan Sadeng yang sekaligus juga menunjukkan bahwa Gajah mada telah memberikan manfaat bagi kerajaan Majapahit. Ia menjabat sebagai patih selama tahun 1350 sampai dengan tahun 1364.

Peran gajah mada bagi kerajaan majapahit sangatlah besar. Ia berulang kali memberantas pemberontakan yang terjadi di kerajaan itu. Pemberontakan itu sendiri bermaksud untuk meruntuhkan tahta pemerintahan pada masa Sri jayanegara. Namun berkat kecakapan yang dimilikinya ia dapat mengendus gelagat yang akan berkembang menjadi suatu pemberontakan. 

Adalah Ra kuti sosok yang paling fenomenal menimbulkan isu pemberontakan yang bertujuan untuk menggulingkan majapahit pada masa itu. Pada awalnya memang banyak pihak yang meragukan gajah mada yang mengatakan akan ada pihak yang nantinya akan mengancam keutuhan majapahit, namun ia tetap memegang teguh pandangannya sambil terus bersiaga memberantas setiap pemberontakan yang akan terjadi. Hingga pada akhirnya pemberontakan itu muncul dan menimbulkan kekacauan yang besar pada kerajaan majapahit. Namun di balik semua kekacauan itu muncul sosok gajah mada dengan siasatnya dan kelihaiannya dalam memecahkan masalah tersebut. Hingga pada akhirnya pemberontakan itu berakhir dan dapat dilenyapkan dari bumi majapahit.

Sebagai seorang pimpinan pasukan khusus bhayangkara, Gajah Mada berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara dari ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Ra Kuti, bahkan yang lebih sensasional mampu melakukan pukulan balik yang mematikan hingga mengakhiri perjalanan hidup pemberontak tersebut. Peristiwa lain ketika singgasana kerajaan Majapahit tidak ada yang menduduki karena Jayanegara terbunuh di tangan Ra Tanca, Gajah Mada pun kembali tampil dengan gagahnya. Dengan mengusulkan Sri Gitarja dan Dyah Wiyat Rajadewi menjadi ratu kembar, Gajah Mada berhasil menghindarkan Majapahit drai pertumpahan darah akibat adanya perebutan kekuasaan di antara para kerabat istana. Dan juga masih banyak mengenai kisah kepahlawanan dari Gajah Mada dalam menegakkan panji-panji kerajaan Majapahit agar tetap utuh dan terus berjaya.

Pada tahun 1350, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, setelah pengangkatan itu ia mengucapkan sumpah yang terkenal dengan “Sumpah Palapa”.

Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi “Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Terjemahannya adalah Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa (nya). Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru) melepaskan puasa, jika (berhasil) mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru) melepaskan puasa (saya)”.

Dari bunyi sumpah Palapa tersebut dapat ditemukan beberapa fakta yang penting bahwa yang pertama, gajah mada mempunyai keinginan yang begitu besar untuk nantinya dapat mengabdi pada kerajaannya karena mengingat sumpah yang dilontarkannya tersebut bukanlah bersifat min-main melainkan sudah melibatkan harga dirinya sebagai seorang lelaki dan patih di kerajaannya. 

Apabila ia sampai melanggar ataupun tidak dapat memenuhinya maka nantinya harga dirinya serasa terinjak-injak dan juga anggapan rakyat Majapahit beserta pejabat Majapahit pada sosoknya akan berubah drastis. Fakta yang kedua adalah bahwa dengan adanya sumpah tersebut mengindikasikan bahwa pada masa itu tidak seluruh wilayah Nusantara berada pada kekuasaan kerajaan Majapahit. 

Sehingga melihat tersebut Gajah mada merasa tertantang dan tergerak untuk nantinya dapat menyatukan Nusantara dalam satu kedaulatan utuh. Yang ketiga adalah bahwa dilihat dari sisi bentuk Sumpah Palapa adalah prosa. Sedangkan isinya mengandung pernyataan suci kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diucapkan oleh Gajah Mada di hadapan ratu Majapahit Tribuwana Tunggadewi dengan disaksikan oleh para menteri dan pejabat-pejabat lainnya, yang substansinya Gajah Mada baru mau melepaskan (menghentikan) puasanya apabila telah menguasai seluruh nusantara.



sumber : berbagai sumber

Related Posts:

Kartosuwiryo Antara Pahlawan Dan Pemberontak

gambar : www.sejarahkita.org
Sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan oleh Sukarno dan Muhammad Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan baik oleh Portugis, Belanda, Jepang, maupun Inggris yang telah menjajah bangsa selama ini. Sejak saat itulah kita memiliki negara yang merdeka, berdaulat adil dan makmur bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejak Indonesia merdeka, tercatat lebih dari sepuluh kali aksi pemberontakan besar, antara lain DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia), PRRI/PERMESTA (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Pemberontakan Semesta), Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil(APRA), PKI Madiun 1948 dan PKI G30S, Andi Aziz Affair dan beberapa aksi ingin memisahkan diri dari NKRI seperti GAM (Gerakan Aceh Merdeka), RMS (Republik Maluku Selatan) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Salah satu pemberontakan paling besar yang pernah terjadi di tanah air adalah DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia). DI/TII Jawa Barat dipimpin oleh Sekar Marijan Kartosuwiryo dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII), DI/TII Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. 

Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian diangkat sebagai komandan pertemburan Jawa Tengah dengan pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia. DI/TII Aceh di dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo. 

DI/TII Sulawesi Selatan di pimpin Kahar Muzakar tujuannya agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). 

Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. 

Gerakan DI/TII Jawa Barat bermula ketika ditandatanganinya persetujuan/ perjanjian Renville pada 17 Januari 1948. Akibat dari persetujuan itu, wilayah Indonesia yang diakui Belanda semakin sempit dan pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas wilayah-wilayah yang dikuasainya hingga terbentuk Negara Republik Indonesia Serikat(RIS). Selain wilayah kedaulatan RI berkurang, tentara gerilyawan RI yang berada diluar garis demarkasi Van Mook harus ditarik mundur.

Akibat persetujuan Renville yang ditandatangani pada bulan Januari 1948, maka kekuatan republik ditarik dari kantong-kantong gerilya, untuk berhimpun di Yogya. Termasuk devisi Siliwangi yang menguasai Jawa Barat pun ditarik ke Yogya. Lalu Jawa Barat menjadi kosong tidak ada yang menguasai dan melindungi rakyatnya. 

Belanda sudah siap mengambil alih untuk menancapkan kuku penjajahannya kembali. Menghadapi saat kritis di jawa barat ini. SM. Kartosuwiryo yang memimpin Hizbullah dan Sabillillah bersepakat perlu mengadakan pertemuan yang lebih luas dan lebih lengkap lagi, guna mengatur strategi dan siasat dalam menghadapi situasi yang selalu berubah.

Pertemuan itu akhirnya diadakan pada tanggal 10 dan 11 Februari di desa Pang Wedasan Kec. Cisayong dalam daerah segitiga : Malangbong, garut, Tasikmalaya. Hadir para pemimpin Organisasi Islam, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), serta para pemimpin Hizbullah dan Sabillillah.

Keputusan terpenting yang diambil dalam konferensi Cisayong itu, antara lain : 

1. Merubah ideologi Islam dalam bentuk Kepartaian menjadi bentuk kenegaraaan yang konkrit .

2. Membekukan Masyumi Jawa Barat.

3. Membentuk Majelis Islam (MI) sebagai pemerintahan dasar ummat Islam di Jawa Barat, maka seluruh organisasi Islam harus bergabung ke dalamnya.

4. Membentuk tentara Islam Indonesia (TII) yang merupakan peleburan dari Hizbullah dan Sabilillah.

Konferensi di Cisayong, juga di bahas tentang pentingnya mengangkat seorang imam, yang merupakan syarat utama dalam melaksanakan syari’ah Islam. Setelah melalui pertmbangan-pertimbangan yang cermat, musywarah sepakat memilih SM. Kartosuwiryo sebagai imam. 

Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sukarmadji Maridjan Kartosuwiryo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan kemerdekaannya dan ada pada masa perang dengan tentara kerajaan Belanda sebagai negara teokrasii dengan agama Islam sebagai dasar negara. 

Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo dan pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan Sabilillah menolak persetujuan Renville. Ia menolak untuk memundurkan pasukannya ke Jawa Tengah dan sejak saat itu ia tidak lagi mengakui keberadaan RI. Ia memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Gerakan ini kemudian melakukan kekacauan di Jawa Barat dengan secara paksa menarik sumbangan dari rakyat. Namun karena rakyat saat itu sedang kesulitan ekonomi, maka pasukan DI/TII menjarah rumah-rumah penduduk. Untuk mengatasi serangan pemerintah RI, DI/TII menggunakan strategi gerilya.

Pada tanggal 1 April 1962, dilancarkan operasi Bharatayudha untuk menumpas DI/TII Kartosuwiryo. DI/TII semakin terdesak dan satu-persatu komandannya menyerahkan diri. Penyebab Tertangkapnya S.M Kartosuwiro yaitu diperolehnya keterangan dari pimpinan TII yang telah berada dalam tangan TNI dan ini merupakan tipu muslihat TNI, sebab informasi yang diberikan meliputi rahasia-rahasia pimpinan tertinggi TII dan rahasia jama’ah Umat Islam Bangsa Indonesia, dihadirkannya masa dalam operasi tersebut (Pagar Betis). 

Pada 22 April 1962 terjadi serangan langsung terhadap pimpinan-pimpinan pusat Negara Islam Indonesia, 24 april 1962 serangan untuk kedua kalinya terhadap pimpinan pusat Negara Islam Indonesia, akibatnya rombongan terpencar-pencar S.M Katosuwiryo tertembak dan terluka dipantatnya dan tanggal 4 juni S.M. Kartosuwiryo dalam keadaan sakit parah tertangkap oleh kompi C bataliyon 328 pada kujang II kodam VI / Siliwangi dibawah pimpinan Letda Suhanda di kompleks Gunung Gebos malaya Bandung.


sumber : berbagai sumber

Related Posts:

Kisah Keraton Yogyakarta Dan Penguasa Di Dalamnya


Yogyakarta yang sarat dengan pariwisata budayanya mengandung sejarah yang sangat panjang. Salah satu ikon budaya yang sarat dengan sejarah adalah kraton Yogyakarta. Sejarah politik masa lalu sudah berlangsung ratusan tahun sebelum tahun kemerdekaan republik Indonesia.

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati.

Pada Tahun 1558 M Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram yang masih kosong oleh Sultan Pajang atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan adalah putra Ki Ageng Ngenis atau cucu Ki Ageng Selo tokoh ulama besar dari Selo kabupaten Grobogan.

1577 Ki Ageng Pemanahan membangun istananya di Pasargede atau Kotagede. Selama menjadi penguasa Mataram ia tetap setia pada Sultan Pajang.

1584 Beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Mesjid Kotagede. Sultan Pajang kemudian mengangkat Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan sebagai penguasa baru di Mataram. Sutawijaya juga disebut Ngabei Loring Pasar karena rumahnya di sebelah utara pasar.

Berbeda dengan ayahnya, Sutawijaya tidak mau tunduk pada Sultan Pajang. Ia ingin memiliki daerah kekuasaan sendiri bahkan ingin menjadi raja di seluruh Pulau Jawa.

1587 pasukan Pajang yang akan menyerbu Mataram porak-poranda diterjang badai letusan Gunung Merapi. Sutawijaya dan pasukannya selamat.

1588 Mataram menjadi kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Sultan bergelarSenapati Ingalaga Sayidin Panatagama artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragama. Sebagai dalih legitimasi kekuasaannya, Senapati berpendirian bahwa Mataram mewarisi tradisi Pajang yang berarti bahwa Mataram berkewajiban melanjutkan tradisi penguasaan atas seluruh wilayah Pulau Jawa.

1601 Panembahan Senapati wafat dan digantikan putranya, Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Seda ing Krapyak.

1613 Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Pangeran Arya Martapura. Tetapi karena sering sakit kemudian digantikan oleh kakaknya Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Abdurrahman dan juga terkenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma.

Pada masa Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami perkembangan pada kehidupan politik, militer, kesenian, kesusastraan, dan keagamaan. Ilmu pengetahuan seperti hukum, filsafat, dan astronomi juga dipelajari. 1645 Sultan Agung wafat dan digantikan putranya Amangkurat I.

Related Posts:

Pesona Candi Borobudur Dan Dibalik Kejayaannya


Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan yang terbesar kedua setelah candi Budha Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada beberapa versi tentang asal-usul nama candi ini. Versi pertama mengatakan bahwa nama ini berasal dari bahasa Sansekerta Borobudur adalah "bara" yang berarti "kompleks candi atau biara" dan "beduhur" yang berarti "tinggi / di atas".

Versi kedua mengatakan bahwa Sejarah Borobudur nama kemungkinan berasal dari kata "sambharabudhara" yang berarti "teras lereng gunung". Versi ketiga ditafsirkan oleh prof. Dr Poerbotjoroko Borobudur menjelaskan bahwa kata berasal dari kata "bhoro" yang berarti "biara" atau "asrama" dan "budur" yang berarti "di atas".

Poerbotjoroko pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr W.F. Stutterheim yang menemukan Bodorbudur berarti "biara di atas bukit". Sementara itu, versi lain yang diusulkan oleh Prof J.G. de Casparis berdasarkan prasasti Karang Tengah, mengatakan bahwa Borobudur berasal dari kata "bhumisambharabudhara" yang berarti "tempat pemujaan roh leluhur"

Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, JG de Casparis dalam disertasinya pada tahun 1950 mengatakan bahwa sejarah Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga diperkirakan dari Sayilendra akal dinasti sekitar Sangkala sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 M) dan dapat hanya bisa diselesaikan oleh anak perempuan bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. 

Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M), dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarma.


Asal Sejarah Borobudur - Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800 Masehi oleh Buddha Wahayana. Dalam sejarah Candi Borobudur, ada berbagai teori yang menjelaskan asal nama Candi Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini berasal dari kata Sambharabhudhara Borobudur kemungkinan yang berarti "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.

Selain itu ada beberapa orang etimologi lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran suara ke Borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara dikatakan berasal dari biara kata, sementara ada juga penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti candi atau komplek biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi intinya adalah sebuah biara atau asrama yang terletak di tempat tinggi.

Sejarawan J.G. Casparis dalam disertasinya de untuk doktor pada tahun 1950 menemukan bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan Karangtengah prasasti dan Kahulunan, Casparis memperkirakan Borobudur adalah pendiri dinasti raja Dinasti Mataram bernama Samaratungga, melakukan konstruksi sekitar 824 AD

Gedung baru raksasa dapat diselesaikan pada saat putrinya, Ratu Pramudawardhani. Borobudur Pembangunan diperkirakan akan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah juga menyebutkan tentang penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh CR? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam? L? N disebut Bh? Misambh? Ra. 

Para Kam panjang? L? N berasal dari kata yang berarti asal-usul tempat pertama, kuil leluhur untuk memuliakan, mungkin nenek moyang dari dinasti Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh? Mie Sambh? Ra Bhudh? Ra dalam bahasa Sansekerta berarti "Bukit ditetapkan sepuluh tingkat kebajikan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.

Lokasi candi ini yang terletak di perbukitan di atas desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah barat laut dari Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh membentang dari timur ke barat. Sedangkan timur adalah Gunung Merapi dan Merbau, dan sisi barat ada Gunumg Sindoro Sumbing.


Sumber : Berbagai sumber

Related Posts:

Prabu Siliwangi Raja Sunda Yang Bijaksana


Sri Baduga Maharaja (Ratu Jayadewata) mengawali pemerintahan zaman Pajajaran, yang memerintah selama 39 tahun (1482-1541). Pada masa inilah Pakuan mencapai puncak perkembangannya.

Dalam Prasasti Batu Tulis diberitakan bahwa Sri Baduga dinobatkan dua kali, yaitu yang pertama ketika Jayadewata menerima tahta Kerajaan Galuh dari ayahnya (Prabu Dewa Niskala) yang kemudian bergelar Prabu Guru Dewapranata. Yang kedua ketika ia menerima tahta Kerajaan Sunda dari mertuanya, Susuktunggal. 

Dengan peristiwa ini, ia menjadi penguasa Sunda-Galuh dan dinobatkan dengar gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Jadi, sekali lagi dan untuk terakhir kalinya, setelah "sepi" selama 149 tahun, Jawa Barat kembali menyaksikan iring-iringan rombongan raja yang berpindah tempat dari timur ke barat. Untuk menuliskan situasi kepindahan keluarga kerajaan dapat dilihat pada pindahnya Ratu Padjajaran

Di Jawa Barat, Sri Baduga ini lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi. Nama Siliwangi sudah tercatat dalam Kropak 360 sebagai lakon pantun. Naskah itu ditulis tahun 1518 ketika Sri Baduga masih hidup. Lakon Prabu Siliwangi dalam berbagai versinya berintikan kisah tokoh ini menjadi raja di Pakuan. 

Peristiwa itu dari segi sejarah berarti saat Sri Baduga mempunyai kekuasaan yang sama besarnya dengan Wastu Kencana (kakeknya) alias Prabu Wangi (menurut pandangan para pujangga Sunda). Menurut tradisi lama, orang segan atau tidak boleh menyebut gelar raja yang sesungguhnya, maka juru pantun memopulerkan sebutan Siliwangi. Dengan nama itulah ia dikenal dalam literatur Sunda.Wangsakerta pun mengungkapkan bahwa Siliwangi bukan nama pribadi, ia menulis:

Sunda: " Kawalya ta wwang Sunda lawan ika wwang Carbon mwang sakweh ira wwang Jawa Kulwan anyebuta Prabhu Siliwangi raja Pajajaran. Dadyeka dudu ngaran swaraga nira ".

Indonesia: Hanya orang Sunda dan orang Cirebon serta semua orang Jawa Barat yang menyebut Prabu Siliwangi raja Pajajaran. Jadi nama itu bukan nama pribadinya.

Waktu mudanya Sri Baduga terkenal sebagai ksatria pemberani dan tangkas, bahkan satu-satunya yang pernah mengalahkan Ratu Japura (Amuk Murugul) waktu bersaing memperbutkan Subanglarang (istri kedua Prabu Siliwangi yang beragama Islam). Dalam berbagai hal, orang sezamannya teringat kepada kebesaran mendiang buyutnya (Prabu Maharaja Lingga Buana) yang gugur di Bubat yang digelari Prabu Wangi.

Tentang hal itu, Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara II/2 mengungkapkan bahwa orang Sunda menganggap Sri Baduga sebagai pengganti Prabu Wangi, sebagai silih yang telah hilang. Naskahnya berisi sebagai berikut (artinya saja): " Di medan perang Bubat, ia banyak membinasakan musuhnya karena Prabu Maharaja sangat menguasai ilmu senjata dan mahir berperang, tidak mau negaranya diperintah dan dijajah orang lain.

Ia berani menghadapi pasukan besar Majapahit yang dipimpin oleh sang Patih Gajah Mada yang jumlahnya tidak terhitung. Oleh karena itu, ia bersama semua pengiringnya gugur tidak tersisa.Ia senantiasa mengharapkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup rakyatnya di seluruh bumi Jawa Barat. Kemasyurannya sampai kepada beberapa negara di pulau-pulau Dwipantara atau Nusantara namanya yang lain. 

Kemashuran Sang Prabu Maharaja membangkitkan (rasa bangga kepada) keluarga, menteri-menteri kerajaan, angkatan perang dan rakyat Tatar Sunda. Oleh karena itu, nama Prabu Maharaja mewangi. Selanjutnya ia di sebut Prabu Wangi. Dan keturunannya lalu disebut dengan nama Prabu Siliwangi. Demikianlah menurut penuturan orang Sunda

Related Posts:

Sejarah VOC Dalam Menguasai Perdagangan Indonesia



VOC didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 yang merupakan perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdangan di Asia. Badan dagang Vereenigde Oostindesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur Belanda merupakan badan dagang yang istimewa kerena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas tersendiri yang istimewa. 

Seperti halnya VOC diperbolehkan memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan Negara-negara lain. Dengan kata lain VOC adalah Negara dalam Negara. Selain itu VOC juga dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham. Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. 

Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.

Awal Mula/Latar Belakang VOC

Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. 

Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman -kolonisasi- dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.

Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. 

Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. 

Ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597. 

Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. 

Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The Britisch East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.

Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. 

Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.

Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.

Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.

Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623).

Related Posts:

Alexander Agung Sang Penakluk Dunia Yang Bersahaja

gambar : www.history.com
Alexander adalah putra Raja Philip II dari Macedonia dengan istrinya Olympias anak perempuan dari Neptolemus dari negara Epinis. Philip sendiri merupakan pemimpin yang besar, telah membawa seluruh wilayah Yunani di bawah kekuasaannya saat sebelum pembunuhan terhadap dirinya di tahun 336 sebelum masehi. Alexander mulai tumbuh di kota Athena, tidak hanya di bawah bayang - bayang bapaknya, tetapi juga di bawah Aristoteles, gurunya.

Umurnya baru dua puluh tahun tatkala ayahnya mati tapi tanpa kesulitan dia menggantikan naik tahta. Philip dengan cermat jauh - jauh hari sudah melakukan persiapan untuk penggantinya dan si Alexander muda sudah punya pengetahuan dan pengalaman kemiliteran yang lumayan. Dalam hal pendidikan intelektual pun Philip tidak mengabaikannya. Guru buat Alexander disediakan ayahnya seorang yang istimewa : Aristoteles, seorang yang mungkin paling cendikiawan dan filosof yang paling terkenal di dunia masa itu.

Baik di Yunani maupun daerah - daerah belahan sebelah utara, penduduk yang ditaklukan Philip memandang kematian Philip merupakan kesempatan bagus untuk menghalau dan menumbangkan kekuasaan cengkeraman Macedonia. Tapi, hanya dalam tempo dua tahun sesudah naik tahta, Alexander sudah mampu mengatasi kedua daerah itu. Sesudah itu pehatian dialihkan ke Persia.

Selama dua ribu tahun bangsa Persia menguasai wilayah yang amat luas, membentang mulai dari Laut Tengah hingga India. Kendati Persia tidak lagi berada dalam puncak kehebatannya, namun masih tetap merupakan lawan yang tangguh dan disegani, kekaisaran yang paling luas, paling kuat dan paling kaya di muka bumi.

Alexander melancarkan serangan pertamanya ke Persia tahun 334 SM. Karena dia harus menyisihkan sebagian pasukannya di dalam negeri untuk memelihara dan mengawasi milik Eropanya, Alexander cuma punya 35.000 tentara yang menyertainya tatkala dia melakukan petualangan berani matinya, suatu jumlah kecil tak berarti jika dibandingkan dengan kekuatan Angkatan Bersenjata Persia. Disamping sejumlah kemalangan yang menimpanya, Alexander memenangkan serentetan kemenangan dalam gempurannya terhadap pasukan Persia. Ada tiga faktor yang menjadi sebab kemenangannya. 

Pertama, pasukan yang ditinggalkan ayahandanya, Philip, betul - betul terlatih dan terorganisir baik, lebih baik dari pasukan Persia. Kedua, Alexander sendiri seorang panglima peran yang jenius, mungkin paling genius di sepanjang jaman. Ketiga, keberanian Alexander sendiri. Meskipun dia memimpin tahap - tahap pertama pertempuran belakang garis front, keputusan Alexander mempimpin sendiri pasukan berkuda yang memneri pukulan memnentukan. Ini merupakan cara yang penuh risiko dan dia sering terluka dalam pertempuran seperti ini. 

Tapi pasukannya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Alexander betul - betul tidak kepalang tanggung menghadapi bahaya dan tak mau membebankan risiko pada pundak orang lain. Hal ini membawa akibat langsung dalam hal peningkatan moral prajurit yang meyakinkan.

Pertama Alexander memimpin pasukannya menerjang Asia Kecil, menghajar habis pasukan kecil Persia yang ditempatkan disitu, Kemudian dia bergerak menuju utara Suriah, menggilas pasukan besar Persia di kota Issus. Rampung ini dia balik badan menyerbu arah selatan, dan sesudah terlibat pertempuran berat dan sulit sepanjang tujuh bulan, dia berhasil menaklukkan kota pulau Phoenicia Tyre yang kini bernama Libanon. 

Tatkala Alexander sedang bertempur di Tyre, dia terima pesan dari Raja Persia menawarkan separuh kerajaannya buat Alexander asal saja Alexander bersedia menyetujui perjanjian perdamaian. Salah seorang jenderal Alexander, Parmenio, menganggap tawaran bagus dan layak diterima. "Jika aku Alexander, tawaran itu kuterima." Apa jawan Alexander? "Begitu pula aku, andaikata aku ini nama Paemenio."

Sesudah Tyre jatuh, Alexander meneruskan gerakannya ke selatan. Gaza jatuh sesudah bertempur selama dua bulan. Mesir menyerah tanpa pertempuran apapun. Sesudah menduduki Mesir, Alexander menetap sebentar sekedar memberi waktu istirahat bagi prajurit - prajuritnya. Di negeri itu, kendati umurnya baru dua puluh empat tahun, dia diberi anugerah gelar Fir'aun dan dinobatkan sebagai dewa. 

Sesudah dirasa cukup istirahat, Alexander dan pasukannya bergerak lagi kembali ke daratan Asia dan dalam pertempuran hidup - mati yang menentukan di Arbela tahun 331 SM, dia sepenuhnya sudah melumpuhkan sebagian terbesar bala tentara Persia.

Sesudah kemenangan gemilang itu Alexander memboyong tentaranya ke Babylon dan menerobos masuk ke kota - kota Persia, Suso dan Persepolis. Raja Persia Darius III (bukannya pendahulunya Darius Yang Agung) dibunuh oleh opsir - opsirnya di tahun 330 SM untuk mencegahnya menyerah kepada Alexander. Walau begitu, Alexander mengalahkan dan membunuh pengganti Darius, dan dalam pertempuran selama tiga tahun, dia sudah menaklukkan semua belahan timur negeri Iran dan mendesak terus ke Asia Tengah. 

Dengan segenap kekaisaran Persia berada di bawah telapak kakinya, Alexander selayaknya ambil keputusan kembali pulang ke negerinya dan mengorganisir daerah kekuasaannya. Tapi, haus penaklukannya tak tertahankan lagi, karena itu dia meneruskan labrakannya ke Afganistan. Dari situ dia pipmin tentaranya mlintasi pegunungan Hindu Kush menuju India. Dia peroleh seremtetan kemenangan besar di bagian barat India dan bermaksud melanjutkan serangannya ke bagian timur India. 

Tapi, pasukannya sudah lelah dan ngos - ngosan akibat bertempur bertahun - tahun, dan menolak meneruskan penyerbuan. Maka dengan malas Alexander kembali ke Persia. Sesudah kembali ke Persia, Alexander menghabiskan waktu sekitar setahun mengorganisir tentara dan wilayah kekaisaran yang dikuasainya. Alexander dibesarkan bersama keyakinan bahwa kebudayaan Yunani adalah satu - satunya kebudayaan yang unggul dan jempol dan semua bangsa yang bukan Yunani tak lain tak bukan adalah bangsa barbar. 

Keyakinan itu sudah barang tentu tersebar meluas di seluruh alam pikiran dan dunia Yunani, bahkan Aristoteles sendiri berpendapat begitu. Tapi lepas dari keberhasilannya menumpas habis tentara Persia, Alexander sadar bangsa Persia sama sekali bukan bangsa barbar, dan orang - orang Persia bisa saja sama mampu dan sama pandai dengan orang Yunani. Oleh karena itu Alexander mengandung niat untuk menggabung kedua kekaisaran itu menjadi satu, dan dijelmakannya dengan pembetukan gabungan budaya, dari kerajaan Graeco - Persia dengan dia sendiri tentu saja berada di atas tampuk pimpinan, pengusa. Sejauh yang dapat kita pastikan, dia betul - betul berkehendak agar bangsa Persia merupakan partner sederajat dengan bangsa Yunani dan Macendohia. 

Dalam rangka melaksanakan rencana ini, dia memasukkan banyak sekali orang Persia ke dalam Angkatan Bersenjatanya.Dia juga mengadakan pesta apa yang disebutnya "Perkawinan Barat dan Timur" di mana ribuuan tentara Macedonia secara resmi mengawini puteri - puteri Asia. Dia sendiri, wakayoyn sudah mempersunting istri seorang gadis bangsawan Asia sebelumnya, kawin lagi dengan puteri Darius. 

Gamblang sekali, Alexander bermaksud melakukan tambahan penaklukan dengan Bersenjata yang sudah diorganisir kembali ini. Kita tahu, dia bermaksud menaklukkan Arabia, dan meungkin juga wilayah - wilayah yang terletak di belahan utara Persia. Dan mungkin dia sudah punya rencana mendudukin India atau menterbu Roma, Carthago dan bagian - bagian Laut Tengah. 

Betapapun rencana itu sudah tersusun, yang jelas tak ada penaklukan - penaklukan berikutnya lagi. Di awal bulan Juni tahun 323 SM tatkala Alexander berada di Babylon, tiba - tiba dia terserand demam dan dia meninggal dunia sepuluh hari kemudian. Saat itu umurnya belum lagi mencapai tiga puluh tiga tahun. Alexander tidak menunjuk penggantinya, dan segera sesudah dia tiada mulailah terjadi perebutan kekuasaan. Dalam pergumulan ini, bundanya, istrinya anak - anaknya semuanya terbunuh. Kerajaanya dibagi antara para jenderalnya.

Karena Alexander mati dalam usisa amat muda dan tak pernah terkalahkan, banyak spekulasi apakah gerangan yang akan terjadi andaikata usianya panjang. Apabila dia membawa pasukannya menyerbu dan menaklukkan daerah - daerah sebelah barat Laut Tengah, besar kemungkinan dia akan berhasil, dan dalam hal ini seluruh sejarah Eropa Barat akan mengalami perubahan besar - besaran. Tapi spekulasi ini betapapun menariknya tak ada hubungannya dengan sukses - sukses sesungguhnya yang sudah dicapainya.

Alexander dianggap besar kemungkinan berwajah rupawan, dan dia sering amat bermurah hati kepada musuh yang dikalahkannya. Di lain pihak, dia juga seorang "egomaniac" dan bertabiat kejam. Pada suatau peristiwa, dalam suatu pertengkaran dalam keadaan slebor, dia membunuh teman akrabnya, Cretus, seorang yang pernah menyelamatkan jiwanya.

Seperti halnya Napoleon dan Hitler, Alexander punya pengaruh luar biasa terhadap generasinya. Masa pengaruhnya yang singkat, lebih ringkas dari mereka, semata - mata karena terbatasnya sarana untuk perjalanan kian - kemari serta komunikasi pada saat itu membatasi dan memperkecil pengaruhnya terhadap dunia.

Dalam jangka panjang, pengaruh terpenting dari penaklukan yang dilakukan Alexander adalah mendekatkan kebudayaan Yunani dengan Timur Tengah, sehingga masing - masing mendapat faedah untuk menambah dan mempertinggi kebudayaan masing - masing. Selama dan segera sesudah karir Alexander, kebudayaan Yunani dengan cepat tersebar ke Iran, Mesopotami, Suriah , Yudea, dan Mesir. 

Sebelum Alexander berkebudayaan Yunani memang sudah merasuk ke daerah - daerah ini tapi dengan lambat sekali. Juga Alexander menyebarkan pengaruh kebudayaan Yunani ke India dan Asia Tengah, daerah yang belum terjamah sebelumnya. Tapi pengaruh kultural bukanlah berarti hanya berlaku sepihak dan satu jurusan. Dalam masa aba Hellenistik (abad - abad segera sesudah langkah - langkah Alexander) gagasan - gagasan Timur khususnya gagasan keagamaan tersebar ke dunia Yunani. Dengan kebudayaan Hellenistik ini memang tampaknya Yunani dominan tapi seberanya pengaruh pikiran Timut besar sekali pada saat itu mempengaruhi Roma.


sumber : berbagai sumber

Related Posts:

5 Gempa Dan Tsunami Terburuk Yang Banyak Menelan Korban Jiwa


1. Tahun 2004, Gempa dan Tsunami Samudra Hindia (Indonesia, Srilanka, India dan Thailand)

Gambar : sufafatur.blogspot.com
Dunia tercengang oleh tsunami mematikan yang melanda negara-negara disekitar Samudera Hindia pada Tahun 2004, dengan uang sejumlah US $ 14000000000 kemudian diberikan sebagai bantuan kemanusiaan.

Tsunami ini adalah yang paling mematikan yang pernah terjadi, dengan korban tewas yang mencapai angkamengejutkan lebih dari 230.000, mempengaruhi orang di 14 negara.

Indonesia terkena dampak terburuk, diikuti oleh Sri Lanka, India dan Thailand. Gempa bumi besar d bawah laut berkekuatan hingga 9,3 skala Richter dan gelombang mematikan terpicu hingga ketinggian 98 meter.Tsunami besar membanjiri sebagian besar garis pantai secepat 15 menit kemudian dan selama 7 jam setelahgempa pertama.

Meskipun memiliki waktu beberapa jam untuk mempersiapkan dampak dari gelombang tsunami di beberapa tempat, kurangnya sistem peringatan tsunami di Samudera Hindia menyebabkan banyak daerah pesisir yangpadat penduduk terkejut.Hal ini menjadi pembelajaran besar bagi Indonesia dan negara lainnya untuk lebih waspada dan memberikan pembelajaran evakuasi jika terjadi tanda-tanda gempa dan tsunami.

2. Tahun 2011, Gempa dan Tsunami Tohoku

gambar : dunia.news.viva.co.id
Tsunami berbahaya 2011 lalu di Tohuku yang melanda Jepang bisa memiliki konsekuensi yang luas lebih dari semua yang pernah terjadi. Pada tanggal 11 Maret, gelombang 33 meter dicatat menyusul gempa berkekuatan 9,0 meskipun beberapa ketinggian sangat menakutkan dilaporkan hingga 133 meter, dengan gelombang terhempas hingga 6 kilometer ke daratan serta gelombang 97 kaki menabrak kota pesisir dari Ofunato. 

Sekitar 125.000 bangunan rusak bahkan hancur, dan infrastruktur transportasi juga mengalami kerusakanberat. Sejumlah besar orang tewas dan hilang sekitar 25.000, hal yang cukup mengerikan, tsunami gempajuga merusak Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima, menyebabkan krisis dan bencana pada tingkat tertinggidari Skala Peristiwa Nuklir Internasional. Konsekuensi penuh dari bencana nuklir masih belum jelas, tetapi radiasi telah terdeteksi mencapai 200 mil dari pabrik tersebut. 

3. Tahun 1960, Gempa dan Tsunami Valdivia

gambar : www.harianunik.com
Pada tahun 1960, dunia mengalami gempa terkuat. Pada 22 Mei, yang besarnya 9,5 skala Richter Gempa ChiliBesar mulai menghantam pantai selatan Chile tengah, menyebabkan letusan gunung berapi dan tsunami yang menghancurkan. 

Gelombang hingga 82 meter memukul daerah setempat, sementara tsunami juga melaju di area Pasifik,dengan gelombang pertama menghantam Hilo, Hawaii sekitar 15 jam setelah gempa dimulai, menewaskan61 orang. Tujuh jam kemudian gelombang menghantam pantai Jepang, menyebabkan kematian dari 142orang lebih. Sebanyak 6.000 orang diperkirakan telah kehilangan nyawa mereka akibat gempa dan tsunami. 

4. Tahun 1976, Gempa dan Tsunami Moro, Filipina

gambar : 4muda.com
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1976, pulau kecil dari Mindanao di Filipina dilanda gempa bumi dengan kekuatan 7,9 skala Richter. Gempa bumi itu menyebabkan tsunami besar yang menghantam lebih dari 433 mil dari tepi pantai, di mana penduduk tidak menyadari bahaya dan tidak sempat untuk melarikan diri ke tempat yang tinggi. 

Ribuan korban tersedot ke laut. Secara keseluruhan, 5.000 orang kehilangan nyawa mereka, dengan 2.200lebih dilaporkan hilang, 9.500 terluka dan lebih dari 90.000 penduduk kehilangan tempat tinggal. Kota dan provinsi di seluruh wilayah Utara Laut Filipina hancur oleh tsunami, gelombang yang mencapai 15 metertersebut dianggap sebagai salah satu bencana terburuk yang pernah dialami negara tersebut.

5. Tahun 1998, Gempa dan Tsunami Papua New Guinea

gambar : bencanaalam099.blogspot.com
Gempa berkekuatan7,0 skala Richter yang melanda pantai utara Papua Nugini pada 17 Juli 1998 sebelumnya tidak diprediksi akan memicu tsunami. Namun, faktanya gempa memicu longsor bawah laut yang besar, yang pada gilirannya menghasilkan gelombang sampai 49 meter dan rata-rata 34 meter tingginya. 

Ketika tsunami menghantam pantai, hal ini menyebabkan setidaknya 2.183 kematian dan 500 orang lebihhilang serta membuat sekitar 10.000 penduduk kehialangan rumah tinggal. Banyak desa mengalami kerusakan parah, sementara yang lain, seperti Arop dan Warapu, hancur total. 

Ada satu hal positif yang bisa diambil hikmahnya dari bencana itu, adalah bahwa Tsunami memberikan para ilmuwan pemahaman yang berharga tentang ancaman tanah longsor bawah laut dan tsunami yang tak terduga sebelumnya.

Related Posts: