Kedatangan Tentara Sekutu Dengan Membonceng Tentara Nica Ke Indonesia


Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, 15 agustus 1945, Sekutu menugaskan Jepang untuk mempertahankan keadaan seperti adanya (status quo). Di lain pihak bangsa Indonesia sedang sibuk melakukan upaya-upaya perebutan kedaulatan dari tangan Jepang. Karena pihak Jepang enggan menyerahkan senjatanya, maka terjadilah pertempuran dahsyat di berbagai daerah. Proses perebutan kekuasaan ini berlangsung dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober.

1. Tentara SEAC - SPWC

Setelah menang dalam Perang Dunia II, Pasukan Sekutu yang mendapat tugas masuk ke Indonesia adalah Tentara Kerajaan Inggris. Pasukan tersebut dibagi dua, yaitu : SEAC (South East Asia Command) dibawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten untuk wilayah Indonesia Bagian Barat. Pasukan SWPC (South West Pasific Command) untuk wilayah Indonesia bagian timur

2. Tentara AFNEI

Kemudian, Mountbatten membentuk AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies) dipimpin oleh Letnan Jenderal Philip Christison. Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah :

1. menerima penyerahan dari tangan Jepang;
2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
3. melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan;
4. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil;
5. menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan.

- Kelompok Penghubung

Kedatangan AFNEI didahului oleh beberapa kelompok penghubung, kelompok pertama tiba di Jakarta, 8 September 1945. Kelompok itu dipimpin oleh Mayor Greenhalg yang mendarat dengan terjun payung di lapangan udara Kemayoran, 14 September 1945. Tanggal 29 September 1945 kapal penjelajah Cumberland yang membawa Laksamana Patterson berlabuh di Tanjung Priok dan disusul oleh fregat Belanda Tromp.

- Pasukan Sekutu Dan NICA

Pada mulanya kedatangan pasukan Sekutu disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Setelah diketahui sekutu membawa NICA (Netherland Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga. Para pemuda memberikan sambutan tembakan selamat datang. Peristiwa ini merupakan awal ketegangan di Jakarta. Situasi keamanan dengan cepat berubah menjadi buruk, sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.

- Kontak Tentara Sekutu Dan Republik Indonesia

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan pengakuan secara de facto atas RI, 1 Oktober 1945. Maka pasukan AFNEI diterima oleh pejabat RI di daerah, untuk membantu tugas AFNEI. Namun di daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi insiden dengan pihak RI. Sebab Sekutu tidak menghormati kedaulatan RI, Sebaliknya pihak Sekutu menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan terorisme merajarela. 

Pihak Belanda memanfaatkan situasi ini dengan memberikan dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana Helfrich memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.

Related Posts: