Cerpen : Gara - Gara Di Fitnah


Hari Senin telah tiba, seorang anak muda yang bernama Tata menelusuri jalan sambil membawa tas berisikan identitas diri dan tanda bukti lulusan S1 Sarjana Ekonomi. Tiba disebuah gedung berwarna putih terpampang tulisan “MENERIMA LOWONGAN KERJA” dan anak muda itu pun dengan rasa senang langsung masuk ke gedung tersebut dan menghampiri seorang resepsionis dan menyerahkan isi tas yang dibawanya.

Tak hanya di satu perusahaan saja Tata pun terus mencari lowongan kerja kesana-kemari dan menitipkan lamaran di beberapa perusahaan, dengan harapan penuh dapat diterima di salah satu perusahaan tersebut. Setelah cukup lelah menyusuri seluruh tempat, Tata pun pulang.

Waktu pun terus berjalan, setelah menunggu hingga 3 hari lamanya, ia pun mendapat panggilan yang ternyata dari perusahaan yang pertama kali ia lihat. Salah satu staf dari gedung putih tersebut memberitahukan bahwa Tata ternyata diterima di perusahaan tersebut. Tata sangat senang dan bangga bisa diberi kesempatan bekerja di perusahaan itu. Esok hari, ia sudah bisa bekerja, ia sangat semangat menuju ke perusahaan yang berwarna putih itu.Tata disambut baik oleh rekan rekan yang lainnya juga atasannya yang bernama Bahar Hidayat.Pada saat itu semua orang masih baik terhadap Tata.”Selamat Datang diperusahaan kami, semoga anda nyaman bekerja diperusahaan ini.” Ungkap rekan yang juga bekerja diperusahaan itu.

Seiring berjalannya waktu, ia sudah hampir 1 tahun bekerja, setiap hari ia selalu bekerja dengan giat,rajin,ulet,disiplin dan sangat menghargai waktu. Pak Bahar pun sangat senang melihat Tata, Karena ia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan tepat waktu.”Tata kamu anak yang rajin, teruslah seperti ini. Aku sangat bangga padamu!” ujarnya sambil menghampiri Tata yang sedang duduk diatas kursi dan menghadap komputer sambil mengetik.Tata hanya tersenyum dan berkata “Saya biasa aja kok pak, ini kan sudah menjadi tugas saya dan wajib seperti itu.” Pak Bahar tersenyum dan segera meninggalkan Tata.

Ada salah satu orang yang bekerja juga ditempat itu yang tidak terlalu akrab dengan Tata ia bernama Mulyadi, ia cemburu melihat kedekatan Tata dan Pak Bahar, nampaknya ia merasa tersisihkan semenjak kedatangan Tata di perusahaan itu.Sindiran sindiran kecil yang Mulyadi lontarkan kepada Tata tak dihiraukan sama sekali, hanya dianggap angin lewat.

Mulyadi semakin hari semakin gerah melihat kedekatan mereka, ia pun ada niat untuk menjahati Tata yang sama sekali tidak ada niat untuk menjahatinya.Ia memfitnah Tata telah mengambil dokumen berharga milik perusahaan, dan Tata pun sempat kaget dan ia pun berusaha menjelaskan yang sebenarnya sambil ketakutan,”Tenang...tenang....saya gak tau apa apa!” ungkap Tata sambil gugup.Begitu jahatnya Mulyadi menjebak Tata hanya karena iri.Dokumen berharga itu ternyata sudah ada di tas Tata karena sudah direncanakan Mulyadi sebelum memfitnah Tata.Orang yang selama ini bangga terhadap Tata menjadi kecewa, ia tak menyangka karyawan kebanggaannya berbuat seperti itu.Mau tidak mau Tata harus keluar dari perusahaan tersebut. Mulyadi hanya tersenyum ketika tahu bahwa Tata di pecat, ia merasa tidak ada lagi yang menyainginya.

Tata yang kala itu sedih,malu karena semua rekannya menganggap dia sebagai maling, akhirnya dia tidak mau sedih berlarut-larut, ia berdo’a minta diberi petunjuk, dan selalu sabar menghadapi masalahnya,”NEVER GIVE UP! Saya pasti bisa....Yaa!” Ia tak putus asa dan mencoba bangkit kembali atas keterpurukannya.Ia berniat ingin membangun perusahaan miliknya sendiri mulai dari nol.

Mulyadi yang merasa dirinya akan baik-baik saja kedepannya ternyata salah besar, ia lupa bahwa diperusahaan itu terdapat CCTV yang ditempatkan diberbagai sudut.Mulyadi sangat panik,ketakutan,dan sangat menyesal telah melakukan hal jahat seperti itu.Keesokan harinya surat yang dilapisi amplop berwarna coklat sudah ada di meja Mulyadi, ia mengira itu surat meeting ternyata itu surat pemecatan Mulyadi. Dengan rasa malu ia segera membereskan barang barangnya dan segera meninggalkan perusahaan itu.

Selama bertahun-tahun menganggur dan tidak mendapatkan pekerjaan karena ditolak mentah-mentah oleh perusahaan lain, ia ingin sekali bertemu Tata yang dulu ia zalimi, ia merasa kelakuannya tersebut lah yang merugikan dirinya sendiri.Ia tidak menyerah untuk mencari lowongan pekerjaan dan pada saat itu ia berhenti di suatu perusahaan yang cukup sukses dan ia mencoba melamar pekerjaan dan bertanya kepada satpam,”Permisi pak, saya ingin melamar pekerjaan, apakah ada informasi lowongan kerja disini?” ujarnya dengan wajah yang kusam, satpam pun tidak mau salah bicara ia segera bertanya kepada pemilik perusahaan tersebut,”permisi pak,maaf mengganggu..di depan ada yang ingin melamar pekerjaan,saya sangat kasihan melihatnya” ungkap satpam sambil menundukan wajahnya,”oh ya? Kebetulan kantor ini memang butuh karyawan lagi.Panggil dia suruh menghadap ke saya!”.Tiba-tiba satpam kembali menemui Mulyadi,”Mas,silahkan masuk menghadap bos saya..” Mulyadi pun berjalan menuju ruangan pemilik perusahaan tersebut dan sampailah.Ia membuka pintu dan amat sangat terkejut melihat orang yang sedang duduk diatas kursi itu, ia sangat malu dan segera keluar dari ruangan tersebut.

Dalam hati Mulyadi berkata “Dulu saya yang memfitnah dia, membuat ia kehilangan pekerjaannya, sekarang ia menjadi orang sukses.”

Dikehidupan ini memang tidak ada seorangpun yang sukses tanpa perjuangan dan pengorbanan. Kesuksesan butuh usaha dan do’a. Dan jika ingin menjadi wirausaha yang sukses harus diperhatikan beberapa hal yaitu jujur,percaya diri,ulet,pantang menyerah,gigih,dan rajin.


Karya : Yunita

Related Posts: