Budaya Orang Jepang Yang Membuat Orang Di Negara Lain Melongo Dan Sadar Diri

Seperti kita ketahui Jepang adalah sebuah negara yang memiliki kemampuan dalam perkembangan teknologi. Selain itu juga Jepang mempunyai kebudayaan yang sangat baik dan sampai sekarang masih terjaga apik hingga cucu-cicitnya dan itu yang membuat mereka menjadi masyarakat yang mandiri serta bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.

Ini beberapa kebiasaan orang Jepang dalam melakukan kesehariannya yang perlu kita contoh diantaranya : 

1. Tata Krama Terhadap Orang Tua/Orang Lain 



あいさつ Aisatsu adalah budaya negara Jepang entah itu meminta maaf, berkenalan, bertamu di rumah orang, mengatakan permisi, bahkan sampe berbicara di telepon pun orang jepang sampe membungkuk sedikit (padahal orang yang berbicara dengannya tidak bisa melihat dia).


Membungkuk (お辞儀, ojigi) adalah sebuah keharusan. Tradisi yang sudah diajarkan kepada anak-anak sejak balita.

2. Budaya Malu (Harakiri)



Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Disiplin Sejak Dini


Sejak usia dini anak-anak di Jepang dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.

4. Pekerja keras (Low Profile)


Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan

Related Posts: